Minggu, 07 November 2010

HMI Lelang Buku untuk Korban Bencana

Depok: Berbagai upaya terus dilakukan sebagai wujud kepedulian terhadap para korban bencana. Himpunan Mahasiswa Islam menggelar lelang buku pada kongres HMI ke-27 di Depok, Jawa Barat, Sabtu (6/11). Buku mengenai pendiri HMI Lafran Pane yang dilelang sebanyak 1.500 eksemplar terjual habis.

Sebanyak 500 eksemplar di antaranya diborong Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng. Hasil keseluruhan terkumpul dana sebesar Rp 52,5 juta. Uang ini akan diberikan bagi korban Gunung Merapi di Yogyakarta dan Jawa Tengah serta gempa dan tsunami di Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat.

Sebuah taman kanak-kanak di Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, menggelar acara peduli bencana alam yang sarat nilai edukasi. Puluhan siswa diajak mengisi kotak amal berbentuk Gunung Merapi. Dana yang dihimpun selama sepekan ini nantinya disumbangkan melalui Kementerian Agama untuk diteruskan kepada korban bencana.

Inter Kehilangan Poin di Meazza

Milan: Inter Milan gagal memanfaatkan keuntungan bermain di kandang sendiri pada giornata 10 Serie A, Sabtu (6/11) atau Ahad dini hari WIB. Menjamu tim promosi Brescia di Stadio Giuseppe Meazza, Inter harus puas berbagi poin setelah menyusul hasil imbang 1-1. Hasil itu semakin tidak mengenakkan bagi Inter lantaran cedera yang menyergap Walter Samuel dan Maicon. 

Karena banyaknya pemain yang tidak dapat bermain akibat cedera, pelatih Rafael Benitez mengubah formasi jadi 4-4-2. Lini depan ditempati Samuel Eto’o dan Diego Milito. Javier Zanetti pun terpaksa bermain sebagai gelandang tengah. Ketika permainan berjalan 14 menit kubu Inter dikejutkan oleh gol tim tamu yang dicetak Andrea Caracciolo. 

Dengan tenang Caracciolo mengontrol bola untuk memecundangi kiper Inter Luca Castellazzi yang menggantikan posisi Juli Cesar yang cedera. Apes bagi Maicon. Akibat cedera hamstring ia meminta digantikan. Benitez ternyata lebih memilih memasukkan Ivan Cordoba meski masih memiliki Davide Santon di bench. Serangan Inter hingga babak pertama berakhir selalu menemui kegagalan. 

Di masa istirahat secara mengejutkan Benitez menggantikan Wesley Sneijder dengan Joel Obi. Keputusan ini membuat lini tengah Nerazzurri kehilangan sosok yang kreatif. Inter tampak kesulitan menembus pertahanan Brescia. Tapi keputusan kontroversial wasit berbuah penalti untuk Inter pada menit ke-72. 

Kejadian pelanggaran diduga dilakukan Gaetano Berardi terhadap Eto’o, walau sepetinya keduanya sedang berebut bola dan terjatuh bersama. Wasit tetap pada keputusannya dan Eto’o tanpa ragu merobek gawang Brescia. Gol tersebut memberi tenaga ekstra bagi Inter untuk memburu gol kemenangan, tapi hingga pertandingan usai kedudukan 1-1 tidak juga berubah. 

Hasil kurang maksimal ini membuat Inter terancam digulingkan AC Milan dari posisi kedua jika rival sekota mereka tersebut sukses memetik poin penuh di Bari. Inter yang mengantongi 19 poin berada pada minus tiga poin dari Lazio di puncak klasemen Serie A. Brescia bertengger di peringkat 16 dengan 10 poin.

Susunan pemain:
Inter: Castellazzi; Maicon (Cordoba 27), Lucio, Samuel (Santon 50), Chivu; Pandev, Zanetti, Sneijder (Obi 46), Coutinho (kk); Milito, Eto’o.
Brescia: Arcari (kk); Berardi, Zebina (kk), Martinez, Dallamano; Hetemaj (kk), Cordova (Budel 66), Baiocco; Diamanti (Bega 83), Kone (Eder 76); Caracciolo.

Ramai-ramai Menyumbang untuk Korban Bencana

Kutai Barat: Niat baik itu pun berbuah manis. Panitia Festival Dahau yang digelar masyarakat Dayak di Kutai Barat, Kalimantan Timur, Sabtu (6/11), berhasil mengumpulkan uang sumbangan sebesar Rp 50 juta. Uang ini akan diberikan bagi para korban Gunung Merapi di Yogyakarta serta gempa dan tsunami di Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat.

Uang sumbangan berasal dari hadirin yang menyaksikan tari enggang yang dibawakan masyarakat Dayak. Mereka berlomba-lomba memasukkan uang ke kantung sumbangan yang disediakan panitia.

Cara tak kalah unik dilakukan sejumlah seniman barongan di Desa Wergu Wetan, Kudus, Jawa Tengah. Mereka menggalang dana peduli bencana Merapi dan tsunami Mentawai dengan beraksi di kampung-kampung dan pasar. Caranya dengan berjalan kaki sejauh dua kilometer. Atraksi seni berhasil menghimpun dana hampir Rp 3 juta untuk diteruskan melalui PMI cabang Kudus.

Kepedulian juga ditunjukkan sejumlah siswa SMP 4 Watampone, Bone, Sulawesi Selatan. Mereka berinisiatif mengedarkan kotak sumbangan di dalam lingkungan sekolah. Rencananya para siswa mengirimkan dana yang dihimpun dalam tiga hari setiap jam istirahat itu melalui Pundi Amal SCTV.

Sementara di Gorontalo, ratusan santri cilik taman kanak-kanak dan Madrasah Ibtidaiyah Al-Islah juga menggelar pengumpulan dana untuk korban Merapi dan Kepulauan Mentawai. Hasil dari aksi penggalangan dana ini terkumpul Rp 11 juta.

Sebelum menyumbang anak-anak diberi pengarahan mengenai bencana dan dampaknya. Para santri cilik juga diajak mendoakan para korban bencana.

Masker yang Cocok di Kawasan Merapi



Sleman: Semburan abu vulkanik dari Merapi berbahaya bagi kesehatan. Dan penggunaan masker menjadi satu pilihan tepat melindungi diri dari efek abu vulkanik. Namun tak semua masker mampu menangkal masuknya bahan material vulkanik tersebut.

Dalam kasus letusan Gunung Merapi di Yogyakarta dan Jawa Tengah, masker seharusnya berfungsi mengurangi risiko akut seperti iritasi mata dan pernapasan, batuk, dan infeksi. Harga masker yang memiliki filter berupa saringan racun tergolong mahal. Pelindung mulut dan hidung ini dijual seharga Rp 75 ribu hingga Rp 85 ribu.

Berbeda dengan harga masker medis berwarna hijau yang dijual Rp 800 per lembar. Masker jenis ini berfungsi cuma untuk dipakai saat melakukan tindakan medis ringan. Setelah tahu manfaat yang dimiliki masker, rasanya sangat tepat jika mulai mengenyampingkan harga jika ingin menyumbangkan masker bagi warga Yogyakarta.

Sejak Merapi meletus pada 26 Oktober silam, penjualan masker selama dua pekan terakhir melonjak. Beberapa pedagang di Jakarta menjelaskan, penjualan masker meningkat dan bahkan mencapai hingga hampir 50 kali lipat dari biasa.

Komisi VIII: Presiden Sebaiknya Tepati Janji



Magelang: Ketua Komisi VIII Abdul Kadir Karding mengingatkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menepati janji mengganti ternak warga yang mati akibat erupsi Gunung Merapi. Janji Presiden harus diketahui dan disampaikan kepada para peternak. Demikian disampaikan Abdul Kadir saat berkunjung ke lokasi pengungsian SMA Marsudi Rini, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (6/11).

Dalam hal ini pemerintah berjanji mengganti ternak warga yang mati akibat erupsi Gunung Merapi. Dana yang disiapkan sebesar Rp 100 miliar. Dengan janji pemerintah ini, warga yang tinggal di sekitar Merapi tak perlu mencemaskan hewan ternak mereka yang masih tinggal di rumah. Janji Presiden ini tentu sangat ditunggu korban Merapi [baca: Pemerintah Sediakan Rp 100 Miliar untuk Sapi].

Sementara sapi-sapi yang masih hidup dibawa dengan sejumlah truk dari kawasan Kemalang, Klaten, Jateng dan diturunkan di kandang karantina hewan di Karangnongko, Klaten. Sepanjang Sabtu sekitar 300 ekor sapi dipindahkan. Sebagian sapi yang dievakuasi juga berasal dari pos ternak daerah Dompol dan Bawukan, Kemalang [baca: Ratusan Sapi Dievakuasi].

Wisatawan Kembali Ramaikan Jalan Malioboro



Yogyakarta: Dua hari pascaletusan hebat Gunung Merapi, geliat kehidupan di Yogyakarta berangsur normal. Seperti terlihat di Jalan Malioboro, Sabtu (6/11). Kawasan wisata utama di Yogyakarta itu kembali diramaikan wisatawan. Sejumlah pedagang di Malioboro bahkan mengaku, omzet meningkat setelah Gunung Merapi meletus.

Kondisi ini diakui Jarot, seorang pedagang di Jalan Malioboro. Ia mengaku kenaikan mencapai 50 persen.

Tak hanya kawasan Malioboro, sejumlah obyek wisata seperti Benteng Vredeburg Yogyakarta juga mulai didatangi para wisatawan, baik lokal maupun manca negara.

SBY Bentuk Crisis Center Tangani Pengungsi



Yogyakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membentuk crisis center dalam menangani bencana Gunung Merapi. Presiden Yudhoyono juga meminta BNPB mulai mendata dan menyediakan berbagai kebutuhan bagi para pengungsi.

Permintaan disampaikan SBY pada hari pertamanya tiba di Yogyakarta, Sabtu (6/11), untuk memantau langsung dari dekat penanganan bencana letusan Gunung Merapi. Presiden akan berkantor untuk sementara di Gedung Agung Kompleks Istana Kepresidenan Yogyakarta.

Sementara itu menurut data dari Staf Khusus Presiden RI bidang Bencana dan Bantuan Sosial Andi Arief, jumlah pengungsi hingga Sabtu hampir mencapai 200 ribu orang. Mereka terdiri dari 55 ribu orang di Sleman, 64 ribu orang di kota dan Kabupaten Magelang, Klaten 40 ribu orang, dan Boyolali 30 ribu pengungsi.

Sedangkan jumlah total korban meninggal hingga petang kemarin mencapai 144 orang. Jumlah ini termasuk saat awan panas pada 26 Oktober silam. Rinciannya 127 orang warga Yogyakarta dan 17 warga Jawa Tengah.

Presiden Yudhoyono bersama sejumlah menteri dan pejabat terkait pada Sabtu berada di Yogyakarta. Setelah menginap di Akademi Militer Magelang, Yogyakarta, Sabtu pagi presiden rapat dengan sejumlah menteri. Pertemuan membahas laporan yang masuk sehubungan dengan perkembangan Gunung Merapi.

Saat rapat berlangsung Presiden menyaksikan dari jauh kepulan abu vulkanik yang keluar dari Merapi. Setelah meninggalkan Akademi Militer menuju Kota Yogyakarta, rombongan SBY sempat berhenti di sebuah stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) Candi Mas, Magelang.

Perhentian SBY bukan menambah bahan bakar. Presiden menyaksikan abu vulkanik yang menyembur lagi di puncak merapi. Dalam perjalanan menuju Gedung Agung Yogyakarta, jalan yang dilewati juga dipenuhi abu vulkanik sehingga mobil rombongan Presiden ditempeli abu vulkanik.

Mahasiswa pun Mengungsi


 Sleman: Letusan awan panas Gunung Merapi memaksa siapapun untuk mengungsi. Tak terkecuali mahasiswa yang menimba ilmu di Yogyakarta. Pantauan SCTV di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (6/11), kompleks perumahan yang digunakan tempat kos mahasiswa kini dibiarkan kosong usai terjangan awan panas pada Jumat dini hari silamSatu di antaranya seperti yang tampak di Griya Perwita Wisata Ngaglik Sleman. Sebelumnya perumahan yang ada di Jalan Kaliurang kilometer 13 Ngaglik ini dihuni lebih dari 500 kepala keluarga. Rumah-rumah tampak sepi, sementara pintu terkunci rapat.
Yang ada hanya anjing penjaga yang tetap setia menunggu perumahan. Rata-rata penghuni tempat kos ini adalah mahasiswa Universitas Islam Indonesia. Para penghuni sebagian mengungsi di rumah saudara atau hotel. Bahkan tak sedikit pula pulang ke kampung halaman masing-masing.

Pascaletusan Merapi, sejumlah universitas meliburkan kegiatan perkuliahan. Karena kawasan kampus berada di titik yang dikategorikan rawan bencana Merapi. Selain UII, sejumlah kampus yang diliburkan adalah Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, dan UPN Veteran Yogyakarta.

Llorente Pandu Sociedad Duduki Zona Eropa

San Sebastian: Real Sociedad kembali memaksimalkan keuntungan bermain di kandang sendiri. Gol Joseba Llorente memberi Sociedad kemenangan tipis 1-0 atas Racing Santander, Sabtu (6/11) malam waktu setempat atau Ahad dini hari WIB. Racing menjadi korban keempat dari lima partai La Liga yang telah dimainkan di Estadio Anoeta. 

Gol semata wayang itu tercipta cukup cepat atau tujuh menit selepas kick-off babak pertama. Umpan menawan dari Xabi Prieto tidak disia-siakan Llorente untuk menaklukkan kiper lawan Antonio 'Tono' Rodriguez. Llorente dengan begitu sukses mencetak gol beruntun di tiga pertandingan liga terakhir. 

Hasil kemenangan ketiga dari empat pertandingan terakhir membuat Erreala, julukan Sociedad, mengantongi 16 poin dan naik menduduki posisi lima di klasemen sementara. Tim yang ditukangi Martin Lasarte ini hanya terpaut satu poin dari Valencia di urutan keempat walau Los Che masih memiliki satu pertandingan lebih di tangan. Sementara Racing ada di urutan 12 dengan 10 poin.

Kementerian ESDM: Energi Merapi Belum Habis

Sleman: Sudah beberapa kali meletus sejak 26 Oktober silam, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Sukhyar mengatakan energi Gunung Merapi belum seluruhnya dikeluarkan. Sukhyar pun mengakui erupsi Merapi tahun ini adalah terbesar sejak 100 tahun terakhir. "Memang benar di dalam seratus tahun terakhir sebelum letusan ini kita tidak mengenal seperti ini," jelas Sukhyar di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Ahad (7/11) pagi.

Perihal jarak aman dari puncak Merapi, Sukhyar berharap tak berubah dari 20 kilometer. Ia pun berharap warga yang tinggal di kawasan rawan bencana (KRB) sudah dievakuasi. "Jangan sampai masyarakat yang berada di lembah-lembah sungai dalam keadaan seperti ini."

Sukhyar menambahkan, yang terpenting warga tetap waspada. Ini mengingat erupsi Merapi yang sulit diprediksi datangnya. "Sejak 5 November sore hari sampai saat ini Merapi tidak pernah jeda letusannya."

Pada kesempatan itu Sukhyar membantah sejumlah seismograf dekat Merapi rusak. "Kalau ada kerusakan hal yang normal. Semua sudah digantikan sejak kemarin," jelas Sukhyar. Ia berharap warga bersabar berada di pengungsian. "Mohon kesabaran pengungsi, kita dari pihak pemerintah juga khususnya badan geologi sama ingin memahami kelakuan Merapi.Sleman: Sudah beberapa kali meletus sejak 26 Oktober silam, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Sukhyar mengatakan energi Gunung Merapi belum seluruhnya dikeluarkan. Sukhyar pun mengakui erupsi Merapi tahun ini adalah terbesar sejak 100 tahun terakhir. "Memang benar di dalam seratus tahun terakhir sebelum letusan ini kita tidak mengenal seperti ini," jelas Sukhyar di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Ahad (7/11) pagi.

Perihal jarak aman dari puncak Merapi, Sukhyar berharap tak berubah dari 20 kilometer. Ia pun berharap warga yang tinggal di kawasan rawan bencana (KRB) sudah dievakuasi. "Jangan sampai masyarakat yang berada di lembah-lembah sungai dalam keadaan seperti ini."

Sukhyar menambahkan, yang terpenting warga tetap waspada. Ini mengingat erupsi Merapi yang sulit diprediksi datangnya. "Sejak 5 November sore hari sampai saat ini Merapi tidak pernah jeda letusannya."

Pada kesempatan itu Sukhyar membantah sejumlah seismograf dekat Merapi rusak. "Kalau ada kerusakan hal yang normal. Semua sudah digantikan sejak kemarin," jelas Sukhyar. Ia berharap warga bersabar berada di pengungsian. "Mohon kesabaran pengungsi, kita dari pihak pemerintah juga khususnya badan geologi sama ingin memahami kelakuan Merapi.