Minggu, 07 November 2010

SBY Bentuk Crisis Center Tangani Pengungsi



Yogyakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membentuk crisis center dalam menangani bencana Gunung Merapi. Presiden Yudhoyono juga meminta BNPB mulai mendata dan menyediakan berbagai kebutuhan bagi para pengungsi.

Permintaan disampaikan SBY pada hari pertamanya tiba di Yogyakarta, Sabtu (6/11), untuk memantau langsung dari dekat penanganan bencana letusan Gunung Merapi. Presiden akan berkantor untuk sementara di Gedung Agung Kompleks Istana Kepresidenan Yogyakarta.

Sementara itu menurut data dari Staf Khusus Presiden RI bidang Bencana dan Bantuan Sosial Andi Arief, jumlah pengungsi hingga Sabtu hampir mencapai 200 ribu orang. Mereka terdiri dari 55 ribu orang di Sleman, 64 ribu orang di kota dan Kabupaten Magelang, Klaten 40 ribu orang, dan Boyolali 30 ribu pengungsi.

Sedangkan jumlah total korban meninggal hingga petang kemarin mencapai 144 orang. Jumlah ini termasuk saat awan panas pada 26 Oktober silam. Rinciannya 127 orang warga Yogyakarta dan 17 warga Jawa Tengah.

Presiden Yudhoyono bersama sejumlah menteri dan pejabat terkait pada Sabtu berada di Yogyakarta. Setelah menginap di Akademi Militer Magelang, Yogyakarta, Sabtu pagi presiden rapat dengan sejumlah menteri. Pertemuan membahas laporan yang masuk sehubungan dengan perkembangan Gunung Merapi.

Saat rapat berlangsung Presiden menyaksikan dari jauh kepulan abu vulkanik yang keluar dari Merapi. Setelah meninggalkan Akademi Militer menuju Kota Yogyakarta, rombongan SBY sempat berhenti di sebuah stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) Candi Mas, Magelang.

Perhentian SBY bukan menambah bahan bakar. Presiden menyaksikan abu vulkanik yang menyembur lagi di puncak merapi. Dalam perjalanan menuju Gedung Agung Yogyakarta, jalan yang dilewati juga dipenuhi abu vulkanik sehingga mobil rombongan Presiden ditempeli abu vulkanik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar